Semua Karena Anugerah-Nya

Sudah selayaknya Daud mensyukuri segala kebaikan Tuhan. Sejak ia diambil dari padang rumput sebagai pengembala domba hingga diangkat sebagai Raja Israel. Tuhan juga menyertai dia di segala tempat dan melenyapkan semua musuhnya, sehingga Daud selalu dalam pengamanan Tuhan, bahkan sampai kedalam keturunanNya selalu dalam perlindunganNya .

Dari yang bukan siapa-siapa dan menjadi raja yang terbesar dan termasyur itu semua karena anugerah Allah.
Paulus dalam surat efesus ini juga mengingatkan tentang, anugerah Tuhan oleh karena pengampunan melalui darah Yesus Kristus, maka sebelumnya sebagai orang asing yang jauh, menjadi dekat dengan Allah. Karena penebusan didalam Kristus, maka yang semula orang-orang menurut dagingsebagai orang asing, menjadi kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah. Hal ini juga tentu menjadi perenungan yang mendalam manakala mengingat dalam status kekristenan seseorang, pada satu sisi sangat menyedihkan, bagaimana anak Tuhan menyatakan keluar dari Gereja. Pada sisi lain merupakan sukacita karena ada seseorang yang masuk menjadi orang Kristen. Padahal bilamana hal itu kita hayati, seseorang masuk dalam persekutuan dengan Kristus karena panggilanNya bagi orang itu untuk masuk menjadi anggota keluarga Allah, jadi bukan manusia yang datang kepada Allah, tetapi Allah yang mendatangi dan memanggil manusia itu untuk menjadi anggota keluargaNya.

Jadi seseorang masuk dalam persekutuan dengan Kristus karena anugerah panggilanNya bukan semata-mata karena pilihan orang itu sehingga masuk Kristen.
Hidup itu pilihan, namun menjadi anggota keluarga Tuhan mesti dipahami sebagai Anugerah Tuhan, bukan sebagai suatu pilihan hidup orang itu sendiri.

Marila kita mengingat Karya Tuhan sehingga kita yang dulu tidak diperhitungkan dalam perjanjian menjadi umat kepunyaanNya. Marilah kita senantiasa berucap syukur dengan sikap tanpa membedakan satu dengan yang lainnya dan layanilah Dia dengan ikhlas dan bahagia. Amin

Comments :

0 comments to “Semua Karena Anugerah-Nya”

Post a Comment

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Artikel Terkait